Pengumuman

LPAIK UMSurabaya Menyelenggarakan Kembali Kuliah Tamu Al – Islam dan Kemuhammadiyahan dan Bedah Buku “Sang Surya di Jawa Dwipa"

  • Di Publikasikan Pada: 16 Oct 2024
  • Oleh: Admin

Sabtu, 12 Oktober 2024, Lembaga Pengkajian Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Surabaya menyelenggarakan Kuliah Tamu dan Bedah Buku. Kegiatan ini mengusung tema “Implementasi Pemberdayaan Berbasis Nilai-Nilai Ramah Anak dalam Perspektif K.H. Ahmad Dahlan” dan bedah buku “Sang Surya di Jawa Dwipa: Jejak Kiai Dahlan di Jawa Timur.” Acara ini dilaksanakan di Auditorium At-Tauhid Tower Lt 13 Universitas Muhammadiyah Surabaya pada pukul 08.00 WIB.

Acara 1: Kuliah Tamu

Pemateri:
Ibu Budiyati, M.Pd.

Kuliah tamu yang bertema "Implementasi Pemberdayaan Berbasis Nilai-Nilai Ramah Anak dalam Perspektif K.H. Ahmad Dahlan." Kuliah ini disampaikan oleh Ibu Budiyati, M.Pd., seorang akademisi yang telah lama berfokus pada isu-isu pendidikan anak dan pemberdayaan keluarga. Acara ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya para pendidik, mengenai pentingnya memahami dan menerapkan hak-hak dasar anak sebagai bagian integral dari pembentukan karakter generasi muda yang lebih baik.

Dalam pemaparannya, Beliau menekankan empat hak dasar anak yang menjadi pondasi bagi perkembangan mereka, yaitu: hak untuk hidup, hak untuk tumbuh kembang, hak untuk perlindungan, dan hak untuk partisipasi. Konsep ini, menurut Budiyati, sangat selaras dengan pemikiran K.H. Ahmad Dahlan yang menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya berfokus pada transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga mencakup pembentukan kepribadian yang sehat melalui lingkungan yang ramah anak.

Hak untuk hidup mencakup tanggung jawab semua pihak, mulai dari keluarga hingga masyarakat, untuk memastikan bahwa setiap anak dapat tumbuh di lingkungan yang mendukung kesejahteraan fisik dan mental mereka. Hak untuk tumbuh kembang lebih lanjut menggarisbawahi pentingnya memberikan kesempatan yang seimbang bagi anak untuk belajar, bermain, dan mengeksplorasi dunia di sekitar mereka tanpa adanya tekanan atau kekerasan. Hak untuk perlindungan, yang sangat ditekankan oleh Budiyati, mengacu pada pentingnya menciptakan lingkungan aman bagi anak-anak, baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat luas. Terakhir, hak untuk partisipasi menegaskan bahwa anak-anak memiliki hak untuk menyuarakan pendapat mereka dalam hal-hal yang memengaruhi kehidupan mereka, dan pendapat mereka harus dihargai sebagai bagian dari proses pembelajaran demokrasi sejak dini.

Dalam sesi tanya jawab, Beliau menjelaskan pentingnya peran keluarga dalam pola asuh yang ideal untuk membentuk karakter anak, dengan menekankan bahwa cinta, disiplin positif, dan penghargaan terhadap perasaan anak adalah kunci dalam mendukung hak-hak mereka. Ia juga menyoroti bahwa kekerasan terhadap anak sering kali disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat, sehingga perlu adanya upaya preventif melalui edukasi kepada orang tua dan masyarakat tentang pentingnya lingkungan yang aman dan ramah bagi anak. Mengenai masalah anak putus sekolah, Budiyati menegaskan bahwa Muhammadiyah berperan aktif melalui berbagai program seperti beasiswa dan pendidikan informal untuk memberikan akses pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Secara keseluruhan, kuliah tamu ini memberikan wawasan yang sangat berharga tentang bagaimana nilai-nilai yang diajarkan oleh K.H. Ahmad Dahlan dapat diimplementasikan dalam konteks pendidikan modern, khususnya dalam rangka melindungi dan memberdayakan anak-anak. Dengan memahami dan menghormati hak-hak anak, diharapkan keluarga, pendidik, dan masyarakat dapat berkolaborasi dalam menciptakan generasi yang lebih kuat, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai dengan cita-cita pendidikan yang diusung oleh Muhammadiyah sejak awal berdirinya.

Kegiatan ini diakhiri dengan harapan bahwa seluruh peserta dapat mengimplementasikan nilai-nilai ramah anak dalam kehidupan sehari-hari, serta berperan aktif dalam memperjuangkan hak-hak anak di berbagai bidang kehidupan.

 

Acara 2: Bedah Buku Sang Surya di Jawa Dwipa: Jejak Kiai Dahlan di Jawa Timur

Pembicara:

  • Bapak Moh. Mudzakir, Ph.D.
  • Bapak Prof. Dr. Purnawan Basundoro, M.Hum.
  • Bapak Teguh Imami, M.Hum.

Sesi kedua adalah bedah buku “Sang Surya di Jawa Dwipa: Jejak Kiai Dahlan di Jawa Timur” yang dibedah oleh tiga narasumber, yaitu Bapak Moh. Mudzakir, Ph.D., Bapak Prof. Dr. Purnawan Basundoro, M.Hum., dan Bapak Teguh Imami, M.Hum.

Buku Sang Surya di Jawa Dwipa mengisahkan jejak sejarah K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, dalam perjuangan dan penyebaran pemikiran keislaman di wilayah Jawa Timur. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk memperdalam pemahaman masyarakat terhadap kontribusi K.H. Ahmad Dahlan dalam konteks lokal Jawa Timur dan pengaruh gerakan Muhammadiyah dalam membangun pendidikan, sosial, dan spiritualitas di daerah ini.

Bapak Moh. Mudzakir, Ph.D., sebagai narasumber pertama, membahas sisi intelektual dan spiritual perjuangan K.H. Ahmad Dahlan yang dituangkan dalam buku ini. Beliau menekankan bahwa K.H. Ahmad Dahlan bukan hanya seorang ulama, tetapi juga seorang reformis yang berani menantang tradisi lama untuk membangun pendidikan Islam yang lebih progresif dan inklusif. Dalam paparannya, Beliau juga menyoroti bagaimana pemikiran KH. Ahmad Dahlan menempatkan pendidikan sebagai kunci utama dalam membebaskan umat dari keterbelakangan. Gerakan Muhammadiyah di Jawa Timur menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan dan dakwah dapat berjalan beriringan dalam menciptakan perubahan sosial yang positif.

Bapak Prof. Dr. Purnawan Basundoro, M.Hum., sebagai sejarawan, memberikan perspektif sejarah tentang konteks sosial-politik Jawa Timur pada masa K.H. Ahmad Dahlan. Beliau menjelaskan bahwa pada awal abad ke-20, Jawa Timur merupakan wilayah yang cukup kompleks secara sosial dan budaya, dengan tantangan kolonialisme serta perubahan sosial yang pesat. Dalam situasi ini, K.H. Ahmad Dahlan berhasil membawa pemikiran Islam yang lebih modern melalui gerakan Muhammadiyah. Beliau juga memaparkan bagaimana gerakan ini tidak hanya berkutat pada ranah agama, tetapi juga pada pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial, yang pada akhirnya memberikan dampak besar terhadap kehidupan masyarakat Jawa Timur.

Bapak Teguh Imami, M.Hum., menyoroti aspek spiritual dan moral dari perjuangan K.H. Ahmad Dahlan yang ditampilkan dalam buku ini. Menurut Teguh, K.H. Ahmad Dahlan tidak hanya membawa perubahan dalam aspek intelektual umat, tetapi juga membawa pesan moral yang kuat tentang keikhlasan, kebersamaan, dan ketulusan dalam berjuang. Buku ini, menurut Beliau, menggambarkan bagaimana nilai-nilai spiritual ini terimplementasi dalam setiap tindakan Dahlan, yang kemudian diwariskan kepada generasi penerusnya melalui Muhammadiyah. Teguh juga menekankan bahwa nilai-nilai ini masih sangat relevan untuk dijadikan pedoman dalam menghadapi tantangan zaman sekarang.

Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan diakhiri dengan penyerahan plakat serta foto bersama antara narasumber dan panitia. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan dorongan bagi semua pihak untuk lebih peduli dan mengaplikasikan nilai-nilai ramah anak dalam kehidupan pendidikan dan sosial