Pengumuman
Dialog Keagamaan (DOGMA): “Kalender Hijriyah Global Tunggal”
- Di Publikasikan Pada: 12 Nov 2024
- Oleh: Admin
Kamis, 31
Oktober 2024, Lembaga Pengkajian Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPAIK)
Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) menyelenggarakan kegiatan Dialog
Keagamaan bertajuk “Kalender Hijriyah Global Tunggal.” Acara ini dilaksanakan
secara daring melalui platform ZOOM Meeting, menghadirkan Dr. Oman Fathurrohman
S.W., M.Ag. sebagai narasumber utama. Dr. Oman, yang dikenal sebagai pakar
dalam bidang sistem penanggalan hijriyah dan dinamika kalender Islam global,
diundang untuk memberikan wawasan mendalam terkait pentingnya kalender hijriyah
yang seragam di seluruh dunia.
Dialog diawali
dengan sambutan dari Warek IV UMSurabaya Dr. Mundakir, S.Kep., Ns., M.Kep.,
yang menyampaikan apresiasi kepada para peserta atas partisipasi aktif mereka
dalam acara ini. Beliau menekankan pentingnya tema yang diangkat, yang
berkaitan erat dengan kemajuan peradaban Islam dan potensi persatuan umat
Muslim. Sambutan ini juga menekankan bahwa diskusi mengenai kalender hijriyah
global tunggal diharapkan mampu menguatkan ukhuwah dan memperkuat hubungan antar-negara Islam.
Dr. Oman
mengawali pemaparannya dengan menjelaskan kalender hijriyah, mulai dari ragam
kalender hingga upaya-upaya modern untuk menyatukan kalender hijriyah secara
global. Beliau menguraikan bahwa sistem penanggalan hijriyah saat ini masih
menghadapi perbedaan dalam penetapan awal bulan, terutama untuk bulan-bulan
penting seperti Ramadhan dan Dzulhijjah, yang berdampak pada perbedaan tanggal
dalam perayaan ibadah-ibadah besar. Dr. Oman menjelaskan bahwa keberadaan
kalender hijriyah tunggal secara global dapat membantu mengurangi perbedaan ini
dan mendorong solidaritas serta rasa kebersamaan di kalangan umat Muslim.
Dalam penjelasan
lebih lanjut, Dr. Oman mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi dalam
penyeragaman kalender hijriyah, termasuk perbedaan metode rukyat (observasi
hilal) dan hisab (perhitungan astronomi) yang sering digunakan oleh berbagai
negara. Beliau juga mengusulkan adanya kerjasama intensif antar-negara Muslim
untuk mencapai kesepakatan mengenai kalender hijriyah tunggal yang dapat
diterima secara universal.
Sesi dialog berlangsung interaktif, dengan antusiasme tinggi dari para peserta yang aktif mengajukan pertanyaan serta memberikan tanggapan terkait materi yang dipaparkan. Beberapa peserta mengutarakan pendapat mereka tentang kendala-kendala budaya, politik, dan sosial yang sering kali mempengaruhi penetapan kalender hijriyah di masing-masing negara, serta memberikan ide-ide potensi solusi untuk mengatasi hambatan tersebut. Dr. Oman merespons setiap pertanyaan dengan teliti dan komprehensif, memberikan perspektif baik secara akademis maupun praktis terkait isu-isu yang muncul. Selain menyoroti aspek teknis, diskusi juga menyentuh pentingnya kalender hijriyah global tunggal bagi pendidikan keagamaan, khususnya dalam memberikan pemahaman yang konsisten kepada generasi muda mengenai perayaan ibadah yang dilandasi oleh kesatuan umat. Dalam sesi ini, Dr. Oman menekankan bahwa kalender hijriyah yang disepakati bersama bukan sekadar persoalan administratif, melainkan juga berpotensi memperkuat nilai-nilai spiritual dalam kehidupan beragama umat Islam.
Acara ini
diakhiri dengan pernyataan penutup dari moderator yang menyimpulkan bahwa
kalender hijriyah global tunggal adalah langkah penting menuju persatuan dan
penguatan identitas umat Islam di era global. Beliau mengungkapkan harapan agar
dialog ini dapat menjadi inspirasi dan landasan bagi upaya pengembangan ilmu
pengetahuan Islam serta menghasilkan ide-ide konstruktif yang dapat diwujudkan
dalam bentuk kerja sama internasional.
Kegiatan Dialog
Keagamaan ini mendapat apresiasi luas dari para peserta dan pihak LPAIK
UMSurabaya menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi, khususnya kepada Dr. Oman Fathurrohman S.W., M.Ag. atas ilmu dan
wawasannya. Harapannya, kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara
berkelanjutan untuk menyediakan wadah diskusi yang positif dan konstruktif
dalam menyikapi isu-isu penting yang relevan bagi umat Islam di Indonesia dan
dunia.